Sabtu, 12 Agustus 2017

Hai. Manis. Memang.

Hai fe, apakabar?
Aku ingat saat aku tiba-tiba berhenti dijalan untuk menyatakan cintaku padamu, tp kau malah malu dan berkata "telat ih, naek udh"
Aku ingat saat sibukmu menjadi kpu, kau tetap menjalankan tanggung jawab hingga rela menangis karena timmu meninggalkanmu saat itu.
Aku ingat bagaimana kau membuat raut wajahmu tetap cool saat pertama kali bertemu ibu.
Aku ingat semua itu.
Fe, waktu kita tak lama. Maaf aku sering mengecewakanmu di akhir waktu kita. Tak banyak yg kita bisa perbuat saat itu.
Fe, waktu kita juga tak sebentar. Aku pun berterima kasih atas semua pelajaran yang kau berikan padaku. Aku benar-benar belajar.
Fe, meskipun kita tak lagi sama-sama, bukankah kita tetap bisa bersama-sama dalam doa? Aku hanya meminta beberapa pada Allah swt, Tuhanku. Menuntunmu dalam menggapai impianmu. Menjagamu dalam setiap jalanmu. Memberikan yang terbaik kepadamu dalam setiap keputusanmu.
Fe, bukan. Bukan maksudku mengingatkanmu akan masa lalu. Bukan maksudku berkata manis agar kau kembali padaku. Aku sadar, ada Allah kan?.
Aku hanya ingin berterima kasih atas semua waktu dan pelajaran darimu.
Kelak bila kita dipertemukan kembali, kita adalah orang yang siap. Namun bila tidak, temui aku dalam setiap doamu. Mintalah yang terbaik untuk dirimu dan orang yang kamu sayangi. Bukankah Allah adalah sebaik-baik pemberi?

“Hari ini saja. biarkan rindu bercerita kepadaku tentang suaramu yang waktu itu berbicara padaku. tentang aku yang selalu malu jika berhadapan denganmu. diam, tidak bisa berbicara lebih banyak lagi.” - Bunga Alfi 

“Sebab doa adalah payung bagi rindu-rindu yang hujan.” - Dina Zettira Putri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar