Jumat, 04 September 2015

TERIMAKASIH..

Ya hanya itu yang kubisa ucap. Hanya kata itu yang dapat menggambarkan perasaan yang tak terucap. Kata simpel namun tepat yang tak banyak cakap.

6 bulan (menurutku) aku menjalani hari-hari bersama dirimu. 6 bulan pengalaman yang pertama terjadi dalam hidupku. Tawa, gembira, senang, sedih kurasakan itu ketika bersama, aku dan kamu.
Tak cukup sampai disitu. Banyak pelajaran yang kuambil darimu. Bahwasanya angan-angan bisa sangat mendorongku. Mendorongku untuk tetap bersamamu. Mungkin bukan angan-angan, lebih tepatnya motivasi untuk mengganti kata itu.

“Mungkin kita akan miliki rasa, ketika kita tetap berusaha untuk bersama”

Motivasi bagi seorang pemula sepertiku untuk bertahan. Lagipula aku menyayanginya, tak ada alasan bagiku dirinya kutinggalkan. Mungkin aku saja yang berlebihan dalam menafsirkan.

Hingga ku menyadari suatu hal. Ketika hati akhirnya mengalah pada akal.

Aku terlalu sering menuntut dirimu. Rasa bersalah terus menghantuimu. Kamu gak bisa apa-apa dan gakbisa kemana-mana karena diriku. Cinta yang seharusnya kamu miliki, kamu lepas hanya untuk menjaga hubungan ini, hubungan aku dan kamu.

Suatu hal yang sudah lama kuketahui. Namun baru kini kusadari. Aku terlalu memaksakan hubungan ini. Yang kamu lakukan, menjaga perasaanku, tak lebih.

Aku harus sadar. Meskipun hingga detik aku menuliskan ini, aku masih. Masih menyanyangimu. Masih memikirkanmu.

Kamu pantas untuk cinta yang lainnya. Cinta yg belum dan mungkin tak akan menjadi milik kita. Semoga setiap langkahmu selalu dalam lindungan-Nya. Aamiin.

Terimakasih….., es :).

Rasa



Aku mencoba terbangun. Namun aku tak mengenali sekelilingku.
Perlahan, aku mencoba terbiasa. Tapi dunia terasa begitu asing.
Kupaksakan namun ada rasa yang mengganjal.

Rasa ini hadir kembali dikala aku berusaha. Berusaha berlari dari padang harapan.
Rasa ini semakin kuat menghantui dikala aku berusaha. Berusaha terbangun dari mimpi ini.
Rasa ini terus berada dipikirin dan hati dikala aku berusaha. Berusaha terbiasa dengan kenyataan ini.
Rasa ini mencoba menarik ku kembali. Kembali ke tempat sebelumnya aku berada.

Rasa ini mulai menebar jangkarnya dipikiran dan hati.
Rasa ini berusaha dan terus berusaha.
Rasa ini tak bisa diungapkan selain dengan kata bernama rindu.

Ah, aku rindu. Rindu dengan senyumnya. Rindu dengan tawanya. Rindu dengan ceritanya. Rindu dengan suaranya. Rindu dengan semua hal yg dilakukannya bersamaku.
Aku rindu dengan caranya menggigitku.